Unires Report: Upgrading dan Outbond Tim Pembinaan Unires 2023

Jumat, 1 September 2023 sampai dengan Sabtu, 2 September 2023, sebagai penunjang kegiatan sebelumnya yaitu Pembekalan Tim Pembinaan, Divisi Pengkaderan dan Kepemimpinan Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam UMY (Unires UMY) juga menghadirkan kegiatan berupa serangkaian aktivitas fisik dan non-fisik bertajuk “Upgrading dan Outbond Tim Pembinaan”. Acara ini dikemas sedemikian rupa dengan berlandaskan semangat pergerakan Muhammadiyah, yaitu memajukan namun menggembirakan.

Hari pertama, acara terbagi dalam 2 tempat, yaitu Gedung Unires UMY dan Desa Wisata Pulesari. Pagi hari, pukul 07.00 WIB hingga siang hari pukul 11.00 WIB, tim pembinaan putra dan putri melaksanakan rapat organisasi dan minat bakat (ektrakurikuler) di gedung masing-masing dengan pembina selaku penanggungjawab. Setelah istirahat sholat jum’at dan makan siang, seluruh tim pembinaan yang merupakan peserta acara berkumpul di area parkir Gedung M Unires Putri UMY untuk keberangkatan ke lokasi ke-dua menggunakan bus.

Perjalanan ke Pulesari memakan waktu lebih kurang 1 jam 30 menit. Setibanya di lokasi, peserta diarahkan untuk check-in menuju homestay masing-masing untuk menaruh barang-barang bawaan dan dilanjutkan dengan berkumpul di pendopo yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola untuk persiapan shalat ashar. Selepas shalat, acara secara resmi dibuka oleh Ustadz Mahfud Khoirul Amin, Wakil Kepala Unires Bidang Program.

Selain menyampaikan ucapan selamat datang dan beberapa informasi penting, beliau juga memberikan arahan khusus kepada seluruh peserta untuk mempersiapkan beberapa social project. Hal ini dimaksudkan sebagai pembuka kegiatan upgrading tersebut. Kemudian peserta dibagi menjadi 5 grup, 2 Putra dan 3 Putri, berdasarkan lantai tempat tinggal di Unires. Dengan demikian akan terdapat 5 buah rencana proyek. Adapun perencanaan ini bukanlah hal yang harus diwujudkan secara nyata, namun tetap harus memiliki kelayakan yang cukup untuk dilaksanakan. Dengan kata lain, social project plan tersebut adalah sebagai ajang warming-up dan latihan para peserta. Dalam waktu sekitar 60 menit, setiap kelompok diwajibkan untuk menyelesaikan rencana proyek sosial tersebut dan digambarkan dalam sebuah kertas, kemudian nantinya akan dipaparkan pada agenda Focus Group Discussion (FGD). Adapun peserta juga diwajibkan untuk membuat yel-yel kelompok yang akan dipergunakan selama kegiatan upgrading ini.

Pukul 17.00 sampai dengan 19.15 menjadi waktu untuk istirahat, sholat dan makan malam. Adapun momentum shalat fardhu dipergunakan sebagai salah satu penugasan peserta. Dalam hal ini, baik muadzin maupun imam shalat adalah dari peserta.  Selain itu, terdapat agenda kultum ba’da shalat fardhu yang juga ditugaskan pada perwakilan dari peserta.

Kultum pada maghrib tersebut disampaikan oleh Sdr. Ayodhya Nur Apta Asirwada, salah satu Asisten Senior Residen (ASR), yang memberikan pesan-pesan positif terkait dengan manfaat tinggal di asrama. Apta menyampaikan setidaknya 2 hal penting, yaitu pertama, mendapatkan banyak teman serta pengalaman berinteraksi dengan teman dari luar daerah. Manfaat kedua menurut Apta adalah dengan bertukar pikiran bersama teman-teman lain yang berbeda program studi, dapat menambah wawasan dan skill di bidang lain, seperti pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi informasi.

Sdr. Lukman Al-Hakim yang juga merupakan salah satu ASR bertugas menyampaikan kultum isya. Lukman membicarakan tentang urgensi ikhlas di mana ia memberikan ilustrasi berupa sebuah kisah dalam salah satu hadist. Dikisahkan bahwa terdapat beberapa orang yang tampaknya memiliki amalan baik yang luar biasa, namun akhirnya dimasukkan ke dalam neraka karena mereka semua beramal agar diakui di dunia sebagai seorang yang baik dan istimewa.
Adapun kedua kultum tersebut juga  mendapat tanggapan dan tambahan dari Ustadz Mahfud, setelah masing-masing selesai disampaikan. Terkhusus pada topik “ikhlas”, Ustadz Mahfud memberikan gambaran cukup menarik dengan analogi gula dalam minuman dan kata “ikhlas” dalam surat Al-Ikhlas.

Ba’da shalat isya dan kultum, tepatnya sekitar pukul 19.15 WIB sampai dengan 20.30 WIB, agenda FGD dialokasikan. Dibuka oleh Ustadz Mahfud, agenda ini diawali dengan Ice Breaking berupa pertandingan antara sejumlah perwakilan peserta putra dan putri. Secara teknis mereka bertanding dengan metode “suit” menggunakan tolehan kepala. Jika searah maka putra yang menang dan sebaliknya jika berbeda maka putri yang menang. Setiap anggota yang menang akan tereliminasi dan kemenangan terjadi ketika anggota kelompoknya habis. Adapun pertandingan ini cukup berimbang, namun di akhir putra yang memenangkannya. Dengan demikian punishment jatuh kepada peserta putri berupa menggantikan MC agenda selanjutnya dan giliran presentasi tim putri diakhirkan setelah tim putra.

Dipandu oleh Ustadzah Rahmatul Linsani, S.I.P., salah satu pembina Unires Putri, pemaparan proyek sosial dari setiap grup dimulai. Sesuai kesepakatan, kesempatan awal diberikan kepada grup putra. Presentasi dari grup pertama (putra) diberi nama SEPU yang merupakan akronim dari Sejuta Peluang. Proyek ini merupakan penyelenggaraan pameran atau expo tahunan dengan kolaborasi antar profesi serta dengan target masyarakat sekitar dan UMY. Konten dari acara yang direncanakan ini berupa edukasi buta huruf (Latin maupun Arab), Artificial Intelligence, bazaar barang bekas residen layak pakai, pameran seni dari karya kerajinan tangan residen (view only), pemeriksaan kesehatan, sex education (dalam konteks positif). Sementara grup kedua (putra), memiliki sebutan yang unik dan cukup menggelitik, yaitu @KAN yang merupakan singkatan dari Kelompok Anak NTomi. Kata NTomi sendiri diambil dari pembina lantai mereka di unires putra, yaitu Abdulloh Bustomi. Adapun grup ini mengangkat Trash Issue sebagai tema proyek mereka. Hal ini berfokus pada pengeloaan sampah yang baik khususnya untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan beberapa tahap pelaksanaan, mulai dari workshop, penerapan di rumah, monitoring sampai pada awarding berupa uang atau tabungan qurban. Salah satu perwakilan grup ini menyampaikan bahwa kerjasama dilakukan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Yayasan/Komunitas Pengelola Sampah seperti gerakan Sedekah Sampah milik Bapak Ananto di wilayah Bantul.

Presentasi dari grup putri diawali oleh grup 3 yang merupakan SR dan ASR Lantai 2 Gedung Y. Mereka memaparkan tentang proyek berjudul “Al-Qur’an Penenang Jiwa” berisikan program khusus untuk peningkatan kualitas ibadah dan tingkat spiritualitas ODGJ khususnya di Bangsal Maintenance RS Jiwa. Metode yang dipilih adalah dengan pembangunan atau peningkatan kualitas fasilitas ibadah, pengobatan stress berdasarkan Al-Qur’an, pembiasaan shalat dan baca Al-Qur’an yang ditambahkan tahsin. Waktu yang ditentukan adalah setiap hari Jum’at dikarenakan momentum laki-laki untuk shalat wajib di masjid dan waktu untuk perempuan yang lebih leluasa karena tidak ikut serta dalam ibadah Jum’at. Selanjutnya, grup 4 (putri) mengajukan proyek Hening Cafe dengan tagline “Ur Privilage is Ur Strength” yang akan menjadi lapangan kerja inklusif bagi kaum difabel dan mengusung kerjasama Kementrian Ketenagakerjaan dan yayasan-yayasan khusus difabel. Kelompok terakhir, grup 5 (Putri), mengusung tema “Hidup Sehat Masyarakat Kuat” di mana terdapat program-program khusus kesehatan yang terdiri dari penyuluhan kesehatan gigi & mulut sosialisasi menyikat gigi, pencegahan penyakit kronis (diabetes melitus dan hipertensi) dengan pola makan dan pemilihan makanan. Adapun program lain dari grup ini bernama Fun Sunday, yaitu sarapan bersama masyarakat dan sedekah sampah yang dilengkapi dengan agenda outbond. Setelah ditutup, Ustadz Mahfud memberikan tanggapan bahwa agenda ini sangat seru dan menghibur dikarenakan cara pemaparan dan yel-yel grup yang ditampilkan. Tidak lupa beliau menyampaikan bahwa agenda ini dihadirkan untuk mengasah otak dan sebagai pemanasan untuk memunculkan ide-ide atau inovasi dalam pembinaan mahasiswa kedepan.

Pukul 20.30 sampai dengan 21.40 WIB, Materi ke-7 (meneruskan event pembekalan) bertema “Team Work” disampaikan oleh Ustadz Talqis Nurdianto, Lc., M.A, Ph.D., Kepala Divisi Dakwah dan Pembinaan AIK LPPI UMY, bersama moderator Ustadz Abdulloh Bustomi, S.Pd. Pada materi ini peserta SR dan ASR diminta untuk duduk berpasangan dan berjabat tangan. Ustadz Talqis memberikan satu tugas pada para peserta untuk membuat tulisan berjudul “Kado Terbaik untuk Sahabatku” dengan format tabel 2 kolom. Kolom A dituliskan kelebihan dari pasangannya, sedangkan kolom B berisikan kekurangannya. Beberapa perwakilan peserta diminta untuk menyebutkan kelebihan pasangannya masing-masing dan saling bertukar kertas tanpa menyebutkan kelemahan yang telah tertulis.

Hal ini terkait dengan pentingnya refleksi atas  kedekatan antara SR dan ASR yang akan tinggal sekamar dan secara teknis membina residen selama setahun yang akan datang. Membangun hubungan sosial dan kerjasama yang baik bagi kedua ujung tombak pembinaan Unires ini menjadi hal yang sangat fundamental. Sebab jika komunikasi dan interaksi keduanya sudah baik, maka pembinaan yang baik akan lebih mudah dilaksanakan. Lebih jauh, diperlukan juga upaya pendekatan yang lebih mendalam terhadap residen, membangun keakraban, termasuk juga bagaimana para tim pembinaan dapat berempati pada setiap residennya.

Berkaca pada agenda akhir tahun penutupan program, yaitu Haflatul Wada’, setiap penghuni asrama terlihat sangat akrab secara emosional, bahkan pada titik di mana air mata tak dapat terbendung. Suasana tersebut hendaknya dapat diwujudkan sejak awal dimulainya program, sehingga dapat memengaruhi hasil pembinaan mahasiswa dalam hal positif secara signifikan.

Ustadz Talqis juga menambahkan bahwa Unires Putra dan Unires Putri sebaiknya tidak medapatkan dikotomi, selain mendapatkan tanda almamater yang sama berupa jaket yang berlambang Unires UMY bersama dengan tagline “Moral and Intellectual Totality”, tentunya masyarakat di luar Unires melihat semuanya adalah dari satu nama yaitu Unires UMY, bukan Putra atau Putri. Dengan kata lain, residen yang telah lulus atau alumni akan menjadi citra dari Unires.

Terkhusus dalam hal pengenalan terhadap residen, beliau menyarankan bahwa jangan sekedar formalitas, akan tetapi mendalam, termasuk persoalan kuliah dan apabila berkenan juga masalah keluarga.  Sudah tentu perhatian ini adalah sesuai struktur dan alur pembinaan dari SR dan ASR, Pembina, Pengasuh sampai dengan Kepala Unires. Pembina Mengingatkan SR ASR, Pengasuh ke Pembina, Pimpinan ke Pengasuh.

Ustadz Talqis menekankan bahwa sentuhan pertama itu sangat berkesan. Oleh karena itu, menjadi tugas SR dan ASR untuk memerhatikan secara khusus residen sejak awal, mulai dari persiapan Masa Ta’aruf di Kampus, Orientasi Studi Dasar Islam sampai pada perkuliahan. Pada program di asrama sendiri, khususnya model klasikal, Senior harus ikut serta membersamai baik fisik maupun perhatian. Dengan demikian dapat terbangun attachment yang baik di awal yang dapat membantu dalam upaya interaksi di asrama dan meningkatkan komitmen para residen, bukan sekedar formalitas dan menjalani rutinitas.

Selaku salah satu Kepala Divisi di LPPI UMY, beliau juga menyampaikan bahwa salah satu tantangan  bagi Tim Pembinaan Unires adalah alumni Unires yang bersedia menjadi pendamping agama Islam kampus tidak sampai 50% dari 2 angkatan tahun akademik terakhir yang diberikan kesempatan. Oleh karenanya, pembinaan di Unires perlu dioptimalkan kembali dan tugas tim Unires menjadi semakin berat. Hal ini dengan harapan alumni yang mampu baik secara mental maupun intelektual untuk bertugas dalam Pendampingan Agama Islam bagi mahasiswa baru UMY di luar Unires meningkat secara kuantitas, bahkan mungkin mencapai 100%.

Terkait dengan teamwork dalam Islam, Ustadz Talqis mengajak para peserta untuk mentadabburi Qur’an Surat Ali Imran ayat 104. Ayat ini menjadi informasi dan acuan penting tentang wajibnya amal jama’i. Adapun hal ini juga menjadi tabiat yg natural bagi manusia yang merupakan makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri, saling membutuhkan dalam berbagai urusan, baik pekerjaan formal maupun pekerjaan di masyarakat.

Di akhir materi, peserta diminta untuk berjabat tangan kembali dan saling mengucapkan kata-kata motivasi bagi pasangannya masing-masing. Ustadz Talqis juga mengingatkan tentang berapa hal. Pertama, masalah residen yang dinilai atau memerlukan evaluasi adalah seniornya dan seterusnya sampai pada pimpinan. Sebaliknya pimpinan mengevaluasi pengasuh dan seterusnya hingga SR atau ASR menilai residen. Teamwork berbasis nilai-nilai Islam perlu dibangun, dibudayakan serta menjadi prioritas.

Setelah Coffee Break dan persiapan, waktu sekitar 30 menit dialokasikan untuk agenda “Tukar Kado” yang dipandu oleh Ustadz Sutrisno, S.T, Staf Sosial dan Desain Unires. Dalam sesi ini peserta mengambil secara acak satu dari kado-kado yang telah dikumpulkan sebelumnya. Kemudian kado diputar bersamaan dengan diputarnya lagu beberapa kali. Untuk antisipasi agar kado yang diterima masing-masing bukan milik para peserta sendiri, peserta yang merasa memegang kado miliknya diminta untuk mengangkat tangan dan menukar dengan peserta lainnya. Terdapat beberapa peserta yang diminta untuk membuka kado dan membacakan pesan yang tertulis.
Dimulai dari peserta yang mendapatkan kado terbesar dan terkecil. Selanjutnya dipilih peserta dengan kado unik yang bertuliskan “barang bernyawa”, namun ternyata, cukup mengejutkan, kado tersebut berisi sebuah tanaman kaktus. Di akhir sesi ini, terdapat penyampaian pesan terpanjang yang seperti pidato dari sebuah kado.

Di penghujung malam, terdapat agenda bebas termasuk ramah tamah dan makan bersama jagung dan sosis bakar yang secara langsung disiapkan oleh peserta dan panitia di tempat. Adapun disiapkan makanan tambahan berupa mie instan cup yang dapat diseduh masing-masing dengan air panas yang disiapkan oleh pengelola lokasi.

Hari ke-dua diawali dengan agenda Shalat Tahajud bersama pukul 03.30 WIB dan Shalat Shubuh berjama’ah. Dipandu oleh Ustadz Mahfud, setelah shalat dan kultum, acara dilanjutkan dengan agenda bertajuk “Fathul Qulub” berupa FGD tadabbur ayat per grup selama 30 menit, dituliskan poin-poin hasil diskusinya ke dalam sebuah kertas dan dipresentasikan. Berbeda dengan FGD di hari sebelumnya, setiap grup harus memberikan hikmah dan pelajaran dari ayat tersebut disertai dengan kisah yang relevan.

Dengan Ustadzah Alifia Rahma Oktavia, salah satu pembina Unires Putri, selaku MC, presentasi hasil tadabbur setiap grup dimulai. Tema yang diangkat dari tadabbur ini adalah Cinta dengan At-Taubah ayat 24, Ar-Ruum ayat 21, Al-Baqarah ayat 165, Ali Imran ayat 31 dan An Nur ayat 26. Semua grup dapat memaparkan hasil tadabbur dan diskusi mereka dengan baik dan menyempaikan pesan-pesan penting yang perlu dijadikan acuan dalam kehidupan.
Setelah sarapan, sekitar pukul 06.45 WIB peserta berkumpul di halaman depan pendopo untuk menguti materi ke-delapan berupa kegiatan fisik yang dipandu oleh Tim Outbond Pulesari. Pembuka dari agenda ini adalah fun game yang terinspirasi dari kegiatan murid-murid sekolah dasar. Semua peserta membuat posisi melingkar dan bergerak sesuai instruksi dengan aba-aba tertentu. Jika terdapat peserta yang membuat gerakan atau respon yang salah, wajahnya akan dicoret dengan noda dari bawah sebuah wajan besar yang disiapkan. Pasca agenda tersebut, seluruh peserta berangkat satu per satu berbaris dan berjalan ke lokasi-lokasi teknis outbond di wilayah sungai.
Di lokasi pertama, terdapat banyak halang rintang bervariasi dari mulai jaring laba-laba sampai pada jembatan-jembatan penguji keseimbangan. Lokasi kedua, turun ke sungai bagian bawah, peserta diharuskan menyusuri sungai. Ada beberapa titik halang rintang jaring laba-laba dan tangga air terjun. Adapun rintangan lain berupa shower dengan gaya air hujan di lokasi tersebut. Setelah mencapai titik finish, peserta naik kembali ke wilayah atas yang dekat pendopo penginapan.

Pukul 08.30 WIB hingga 12.00 WIB dialokasikan untuk istirahat makan siang dan dilanjutkan dengan shalat dzuhur berjama’ah.  Adapun pukul 12.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB, acara dilanjutkan dengan penutupan kegiatan Orientasi Tim Pembinaan Unires UMY. Dipandu oleh Ustadz Mahfud, agenda ini dimulai dengan pembacaan Al-Qur’an oleh Sdr. Ferdy Danuputra, salah satu SR Unires Putra dan diteruskan dengan sambutan dari Ustadz Drs. Muhsin Hariyanto, M.Ag. selaku Kepala Unires, sekaligus menutup acara secara resmi.

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
On Key

Related Posts

University Residence (selanjutnya disingkat Unires)  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebuah tempat hunian atau asrama mahasiswa UMY yang tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap mahasiswa, namun juga berisi program pembinaan.

Hubungi Kami

Lingkar Selatan, Kampus Terpadu UMY Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Fax : (0274) 434 2522