Unires Report: Ingatkan Kembali Visi dan Misi dalam Peningkatan Kaderisasi dan Kepemimpinan, Malam Refleksi Menjadi Puncak Kegiatan Milad Unires UMY ke-16

Awal Maret 2024 menjadi momentum tepat bagi Divisi Pengkaderan dan Kepemimpinan LPPI (Unires) UMY untuk menyelenggarakan agenda puncak dari Milad ke-16, yaitu Malam Refleksi. Pasalnya telah genap dua windu usia Asrama Mahasiswa ini sejak tahun berdirinya, 2008, pada tanggal 29 Februari, di mana hanya muncul pada setiap tahun kabisat. Bertempat di Aula Lantai Dasar Gedung M Unires Putri, agenda ini menghadirkan serangkaian acara yang cukup dinamis. Selain acara inti, Kajian Refleksi, terdapat beberapa awarding kompetisi yang telah terlaksana pada peringatan milad ini serta pembagian doorprize. Selain residen, tim pembinaan dan staf Unires, turut hadir staf wisma PT. UMB. Adapun tamu undangan khusus yang hadir adalah perwakilan kampus UMY dan LPPI UMY. Pihak kampus UMY diwakili oleh Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan dan AIK, Bapak Muhammad Faris Al-Fadhat, S.IP., M.A., Ph.D., sedangkan pihak LPPI mewakilkan Kepala, Ustadz M. Khaeruddin Khamsin, Lc., LL.M., Ph.D. dan Kepala Divisi Pembelajaran AIK, Dr. Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum.

Jeda waktu shalat maghrib dan isya dipergunakan oleh panitia untuk mobilisasi peserta di tempat acara, termasuk untuk makan malam bersama. Khusus untuk residen putri, kedatangan di tempat acara dialokasikan pada waktu ba’da shalat isya. Setelah peserta terkondisi dengan baik, terdapat acara khusus yang baru kali pertama diadakan, yaitu pembacaan salah satu surat yang menjadi target hafalan para residen selama lebih kurang 1 tahun di Unires, Q.S. An-Naba’. Sebelum sambutan dari beberapa pihak, bertindak selaku MC, Kurniatuz Zahra Firdausi membuka acara dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Lukman Al Hakim. Keduanya merupakan salah satu anggota tim pembinaan aktif Unires tahun akademik ini. Kemudian, seluruh hadirin berdiri dan menyanyikan bersama Mars Muhammadiyah dan Hymne Unires.

Adapun satu hal unik dari malam refleksi milad ini adalah format tempat duduk bagi tamu undangan dan staf Unires serta Wisma PT.UMB, di mana setup tempat duduk yang disiapkan tidak lagi berupa kursi, namun layaknya residen yang duduk “lesehan” di atas karpet. Hal ini menjadi sebuah sinyal dari semangat kesederhanaan dan kesetaraan. Sederhana dalam artian kembali pada asal muasal kita yang sejak belia banyak bermain dan belajar beralaskan lantai bahkan tanah. Setara dalam pemaknaan Q.S. Al-Hujurat ayat 13 tentang semua manusia di sisi Allah,hanya berbeda menurut tingkat ketakwaannya.

Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Unires, Ustadz Drs. Muhsin Hariyanto, M.Ag. Selain apresiasi dan ucapan syukur atas kiprah Unires dalam upaya pendidikan karakter dan kaderisasi pemimpin, beliau menceritakan bahwa dahulu saat awal berdirinya, tidak jauh berbeda dari kampus UMY, banyak mendapat sindiran, khususnya pada gagasan filosofi pendiriannya yang terkesan utopis. Namun, beliau menekankan bahwa Unires dengan segala pencapaiannya selama ini, dapat menjawab dengan baik semua keraguan. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu dosen pionir di UMY ini berpesan, “What Man Can Be, We Must Be”. Beliau menerangkan bahwa jangan sampai kita puas dengan apa yang kita dapatkan sampai saat ini dan terus mengaplikasikan semangat fastabiqul khairat untuk menjadi yang terbaik, bukan hanya menjadi pribadi yang biasa-biasa saja. Sebelum mengakhiri sambutannya,  beliau berharap kedepan, dengan dukungan dari pihak kampus, termasuk LPPI UMY sendiri dan jajaran pimpinan UMY, Unires dapat menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, Ustadz M. Khaeruddin Khamsin, Lc., LL.M., Ph.D. selaku Kepala LPPI UMY memberikan sambutannya. Dalam sambutan beliau sekilas menyinggung satu hal yang filosofis terkait usia manusia dalam bentuk analogi yang dikaitkan dengan Unires. Usia 16 tahun, menurut beliau, adalah waktu menuju kedewasaan manusia yang akan dicapai pada satu tahun berikutnya, 17 tahun. Tentunya kartu identitas kependudukan dan status hukum dalam Islam akan berubah dan perubahan seperti ini perlu penyesuaian serta persiapan sebelumnya. Terkait hal ini, kurikulum, tracer alumni serta standar tes masuk Unires perlu menjadi perhatian, menurut beliau. Apa yang sudah baik perlu dipertahankan dan yang masih kurang harus ditingkatkan. Sebagai contoh, Ustadz Khamsin menyatakan bahwa kiprah alumni di luar dapat menjadi titik potensial untuk peluang-peluang kerjasama dan kolaborasi. Hal ini adalah untuk kepentingan Unires maupun UMY pada umumnya.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan dan AIK, Bapak Muhammad Faris Al-Fadhat, S.IP., M.A., Ph.D. Di awal, beliau menyapa para hadirin, termasuk para tamu undangan. Pada sambutannya, sejalan dengan apa yang disampaikan sebelumnya, beliau menekankan bahwa keberuntungan atau kebaikan terletak pada kondisi saat ini lebih baik daripada sebelumnya. Beliau mengutip perkataan dari Ali bin Abi Thalib ,

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون. رواه الحاكم

yang artinya: “Barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung; barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, dialah tergolong orang yang merugi dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang celaka”.

Pada acara inti, bertindak selaku narasumber, Ustadz dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. Salah satu Ketua PP Muhammadiyah ini mengawali kajian dengan sebuah jargon “Indonesia Jaya” yang menurut beliau berhubungan dengan Pembinaan Mahasiswa di Unires. Dalam hal ini, dr. Agus memberi penekanan bahwa Indonesia akan jaya jika Unires berhasil mencetak kader-kader yang saleh dan cerdas. Kader-kader tersebut akan mampu menjadi calon pemimpin bangsa kedepan yang akan memajukan Indonesia baik secara moral maupun intelektual. Terkait kaderisasi ini, beliau juga menyinggung soal peremajaan Organisasi Otonom Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah. Hal ini menjadi penting dikarenakan pemimpin dengan usia muda di ortom akan melahirkan pemimpin yang juga masih muda pada level nasional di Pimpinan Pusat, baik bagi Muhammadiyah maupun Aisyiyah. dr. Agus memberikan mencontohkan di mana K.H. Mas Mansur dari Jawa Timur diantarkan untuk pindah ke Jogja, di usia yang relatif masih muda, untuk menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah. Pun Mas Mansur pada usia yang sangat muda sempat memimpin Madrasah Muallimin Yogyakarta.

Pembicara yang kedua kalinya, sejak 2019, menjadi narasumber untuk acara Malam Refleksi Milad Unires ini mengingatkan bahwa salah satu kunci sukses dalam kehidupan adalah menghadirkan waktu untuk Al-Qur’an. Bukanlah hal yang tabu bahwasannya A-Qur’an merupakan panutan untuk mencapai syurga-Nya. Idealnya, menurut beliau, membaca Al-Qur’an selama 1 bulan adalah 30 juz yang bagi banyak orang hal ini dirasa masih berat. Namun demikian, jika kita breakdown target ini lebih lanjut, maka dengan 5 kali waktu shalat fardhu setiap harinya, target ini menjadi 1,5 juz setelah shalat. Dengan demikian, mengkhatamkan Al-Qur’an selama 1 bulan dapat menjadi jauh lebih ringan jika dilakukan secara istiqomah setelah shalat fardhu.

Terkait waktu bersama Al-Qur’an ini, dr. Agus menambahkan bahwa tidak cukup hanya membacanya di mana hal ini merupakan kewajiban pada dasarnya. Pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an menjadi sangat penting. Sebagai sebuah teladan, pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan terus menerus mengajarkan tafsir Q.S. Al-’Ashr pada lebih kurang 30 tempat selama 8 bulan. Hal ini terkait dengan apakah nilai-nilai di dalamnya benar-benar sudah diamalkan atau sebaliknya.  Begitupun pada Q.S. Al-Maun yang secara historis dan filosofis menjadi titik permulaan organisasi Muhammadiyah. Oleh karena itu, setidaknya 4 langkah perlu kita lakukan demi menjadikan Al-Qur’an sebagai panutan secara sungguh-sungguh, yaitu membaca, menghafalkan, pelajari dan amalkan.

Adapun, menurut dr. Agus, kunci sukses lainnya dalam kehidupan adalah shalat malam. Beliau mengutip Q.S. Al-Isra’ ayat 79,

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

yang artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang menegakkan shalat malam akan diangkat derajatnya pada tingkatan yang paling baik. Maka jika kita ingin menjadi yang terbaik di berbagai urusan atau pekerjaan, shalat tahajud lah kuncinya.

Terakhir, menurut beliau, terdapat 2 kunci sukses lain yang sangat perlu diingat. Pertama, memuliakan orang tua, karena diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim,

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

artinya: “Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua”. Selain itu, cinta orang tua kepada anak-anaknya adalah sesuatu yang tidak perlu diragukan, mereka lah yang merawat dan mendidik anak-anaknya sejak dilahirkan. Kedua, softskill dan karakter atau akhlak yang menurut beberapa survei dengan responden alumni universitas besar di dunia menjadi faktor di balik orang yang berada di tingkatan 10 besar dalam hal pencapaian dan pekerjaan.

Di akhir sesi kajian, dr. Agus mengajak para hadirin untuk sejenak secara bersama mengucapkan jargon pada Muktamar 1 Abad Muhammadiyah dan Unires yang dikombinasikan dengan gerakan tangan. Alhasil, para hadirin, khususnya para residen, menjadi lebih bersemangat. Sebelum mengakhiri kajian, beliau berpesan bahwa agar menjadi lebih baik lagi, perlu secara pribadi kita menulis sebuah biodata untuk 10 atau 15 tahun kemudian dengan target maupun cita-cita. Pentingnya hal ini adalah agar kita senantiasa memiliki keinginan dan bisa maju.

Acara yang terakhir, sebelum penutupan, diisi dengan pemberian penghargaan bagi para pemenang beberapa kompetisi yang diselenggarakan oleh panitia milad Unires, yang terdiri dari:

  1. Food and Culture Festival dengan Presentasi Makanan Daerah dan Penampilan Budaya
  2. Instagram Reels Challenge.

Setelah pembagian hadiah tersebut dan dilanjutkan dengan pembagian doorprize khusus untuk residen yang terpilih, kegiatan Malam Refleksi Milad Unires UMY ditutup.

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
On Key

Related Posts

University Residence (selanjutnya disingkat Unires)  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebuah tempat hunian atau asrama mahasiswa UMY yang tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap mahasiswa, namun juga berisi program pembinaan.

Hubungi Kami

Lingkar Selatan, Kampus Terpadu UMY Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Fax : (0274) 434 2522