ISLAM DAN KEMERDEKAAN INDONESIA
PEKAN atau pengajian akhir bulan kembali diadakan oleh unires untuk yang keempat kalinya. Pekan keempat ini, merupakan pekan terakhir yang diadakan oleh unires pada semester genap.
Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Ahad 22 April 2018 dimulai pada pukul 20:00 WIB sampai pukul 22:10 WIB , yang bertempat di meeting room Unires Putra. Peserta dari kegiatan ini adalah seluruh pengurus asrama baik asrama putra maupun asrama putri Unires UMY.
Tema yang menjadi pembahasan dalam acara PEKAN kali ini adalah “Islam dan Kemerdekaan Indonesia”. Adapun yang bertindak sebagai pemateri adalah Ustaz Muhammad Jazir ASP. Beliau adalah Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokaryan Yogyakarta.
Dalam materinya beliau menyampaikan arti penting tentang sejarah. Beliau menjelaskan bahwa sejarah adalah guru kehidupan, orang yang ingin sukses harus memahami sejarah. Beliau mengutip perkataan Bung Karno “jangan sekali-kali Melupakan sejarah (Jasmerah).” Beliau mengingatkan akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal kali kebangsaan Indonesia muncul pada tahun 1928 sampai berdirinya negara Indonesia pada tahun 1945, semangat kebangsaan tersebut pertama kali muncul pada para pemuda Muslim Indonesia setelah kongres Khilafah di Indonesia. Dalam pidatonya seorang khalifah Turki mengatakan bahwa kaum muslimin haram untuk tunduk kepada penguasa kafir, sehingga orang Indonesia semakin semangat untuk memerdekakan Indonesia, hal yang perlu kita sadari adalah terwujudnya kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari inisiasi para ulama. beliau menambahkan bahwa orang Indonesia memiliki kepribadian yang khas yakni menghargai akal akan tetapi tidak melupakan konsep Ketuhanan, hal itu ditunjukkan dengan penggunaan peci sebagai identitas orang Indonesia.
Akan tetapi pada hari ini mesjid dijauhkan dari Pemuda, Hal inilah yang menyebabkan kemunduran Islam, muslim Indonesia terpecah menjadi kaum agamis dan kaum sekuler. Hal inilah yang perlu untuk dibenahi, berangkat dari kesadaran bahwa kita adalah seorang muslim.
Beliau juga menyampaikan tentang karakter pemimpin yang harus dipilih yaitu pemimpin yang melaksanakan salat, terutama shalat subuh dan pemimpin yang bersosial bermasyarakat.
Diakhir dari materi, beliau menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak luput dari peran dan kontribusi umat Islam di belakangnya.