Dan Kata-pun Tak Kalah Mulia dari Darah

Sempat saya mendengar olahan huruf yang terangkai menjadi kata-kata. Kata itu berbunyi dengan jelas dalam gendang telinga,

”dan lidahpun tak kalah mulia dari darah.”

Kalimat singkat ini saya dengar dari sebuah rekaman mp3 yang entah saya mendapatkannya darimana. Lama nian saya mendengarnya, namun saat itu tak ada rasa intuitif yang menggerakkan pikiran dan hati saya untuk sekedar memahami maknanya. Sampai suatu saat saya mendengarkannya kembali saat ini. Namun saya ubah kalimatnya menjadi,

“dan kata-pun tak kalah mulia dari darah.”

Saat itu saya sadar bahwa perkataan mempunyai waktu tersendiri. Begitu juga hikmah, nasihat dan apapun bentuknya. Ketika sebuah nasihat baik, diucapkan namun tidak pada kondisi waktu dan suasana yang tepat maka kemungkinan nasehat tersebut tertolak akan besar. Namun jika disampaikan pada saat waktu dan keadaan serta kondisi yang pas, tentu akan diterima dengan sukarela.

“dan kata-pun tak kalah mulia dari darah” adalah bentuk dari sebuah permisalan yang unik. Darah pada kalimat ini dimaknai dengan sebuah makna kalimat berjuang dengan segenap tenaga walaupun harus mengorbankan darah atau dalam bahasa syariat identik dengan jihad dalam artian yang sebenarnya yaitu memerangi musuh Islam. Musuh-musuh Islam tersebut yang membuat harus berjuang walaupun dengan mengorbankan darah sekalipun. Sehingga hasil yang diraih adalah derajat yang tinggi di sisi Allah SWT karena menjalankan perintah berupa syariat-Nya.

Jihad sebagai bagian dari Islam adalah salah satu sarana dakwah. Tentu makna jihad tidak boleh dimaknai hanya sebatas benturan fisik atau perang yang akhirnya menimbulkan gejolak yang keras di belahan masyarakat. Namun kata jihad dimaknai secara universal dan luas. Artinya jihad tidak hanya sebatas perang dan perang saja. Namun jihad mempunyai arti yang luas, mulai dari jihad harta, jihad ilmu bahkan jihad politik. Tentu akan ada beberapa pendapat yang mengklaim keboleh-tidakkan dalam pembagian ini. Tapi inilah makna jihad secara luas dan universal. Termasuk jihad di dalamnya dalah menulis yang merupakan bagain dakwah yang sering dilupakan oleh umat Islam sendiri. Termasuk saat ini, umat Islam masih jauh tertinggal dengan orang-orang barat dalam masalah karya tulis. Padahal karya-karya ini adalah bagian jihad yang tak terpisahkan dari makna jihad itu sendiri.

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ [٩:١٢٢]

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (at-Taubah:122)

Dalam ayat ini jelas ada personalia-personalia yang bertugas sendiri-sendiri. Sehingga harus ada dari umat Islam yang bertugas untuk perang dan ada pula yang bertuga untuk mencari pengetahuan dan memberikan peringatan-peringatan. Karena semua ini adalah amal yang mulia maka tak perlu adanya kesalahpahaman antar makna ini. Semua ini adalah hal yang penting yang sama-sama dibutuhkan dan diperlukan. Apalagi jika kita menengok pada masa modern sekarang ini, dimana sebuah karya tulis menjadi sebuah ukuran keberhasilan dan bentuk sebuah kemajuan paradaban. Maka untuk semua umat Islam wajib untuk menulis dalam sebuah karya tulisan. Walaupun hanya dalam sebuah catatan-catatan kecil. Tulislah dan tulislah. Bagi seorang da’i pada zaman sekarang ini, tidak hanya menyeru secara lisan, tapi juga harus secara tulisan. Baik tulisan dalam bentuk media cetak ataupun media digital. Semua ini tidak kalah penting dan urgen dari sekedar ucapan lisan.

Apabila setiap insan bisa menulis 1 karya saja dalam seumur hidupnya baik itu berupa nasehat-nasehat, taujih-taujih ataupun berupa karya dan notes pengetahuan atau apapun bentuknya, tentu umat ini akan maju dengan peradaban yang  hebat.

Ditulis oleh:
Ziyadul Muttaqin PUTM
Ziyadul Muttaqin
PUTM

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
On Key

Related Posts

Dialog Islam Tentang Zaman

Islam mempunyai predikat agama yang paling benar disisi Allah S.W.T sesuai dengan firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 19. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya para

Tabayyun di Era Digital

Instagram berada di urutan ketiga sebagai platform media sosial yang paling sering digunakan setelah YouTube dan WhatsApp. Sekitar 8 jam lebih, seorang pengguna berselancar di

Menggiring Sampan Membelah Lautan Opini

Sebelum kita membahas mengenai judul esai diatas, mari kita bahas secara singkat mengenai arti sosial media dan sosial dilema. Sosial media sendiri memiliki arti sebuah

University Residence (selanjutnya disingkat Unires)  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebuah tempat hunian atau asrama mahasiswa UMY yang tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap mahasiswa, namun juga berisi program pembinaan.

Hubungi Kami

Lingkar Selatan, Kampus Terpadu UMY Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Fax : (0274) 434 2522