Aku memiliki seorang teman wanita dia cantik dan memiliki kulit yang putih aku mengenalnya di sebuah kegiatan sosial.
Suatu hari aku melihat foto di akun media sosialnya, dia menggunakan hijab cantik dan tertulis jelas bahwa ia seorang model hijab. Seketika aku ingin menjadikan diriku seperti dirinya. Lalu kumulai mencoba segala macam alat kosmetik yang tidak pernah aku gunakan sebelumnya pada wajahku.
Ku minta seseorang untuk memotretku. Perasaan iri muncul pada diriku, aku sudah sangat lama ingin menjadi seorang model hijab tapi mengapa dia yang terpilih menjadi model hijab. Ah dia sangat cantik dalam balutan busana hijab trendy.
keseharianku juga berhijab sederhana dan terbilang cukup syar’i. Bodohnya aku ingin menjadikan diriku sama persis seperti dirinya. Hanya karena aku ingin terlihat lebih cantik darinya, dan model adalah sebuah cita–citaku sejaku dulu. Mengapa harus dia yang menjadi seorang model? mengapa bukan aku?
Beberapa hari setelah menggunakan kosmetik, wajahku mulai terlihat gelap dan timbul bercak hitam. Aku tau wajahku tidak terlalu cocok untuk menggunakan kosmetik. Kini wajahku mulai menampakkan respon buruk ketika aku menggunakan alat kosmetik agar aku terlihat lebih cantik darinya. Kini wajahku nyaris rusak, wajahku menolak kosmetik itu hingga akhirnya kuputuskan berhenti menggunakan alat kosmetik yang kugunakan untuk mempercantik penampilanku.
Rasa iri dan obsesi untuk mengalahkan dia terus menggebu hingga pada akhirnya aku menyadari betapa bodohnya aku ingin menciptakan diriku seperti dirinya. Rasa iri karena melihat dia lebih cantik dari ku atau obsesi untuk terus mendorong mimpiku menjadi seorang model. Meski secara fisik aku yakin bahwa aku tidak bisa menjadi seorang model.
Kini aku sadar bahwa rasa iri telah membutakan aku dan bahwa Allah telah memberikan aku kelebihan dengan sempurna, sebuah kelebihan yang diciptakan Allah agar aku tidak menghabiskan uang untuk membeli kosmetik dan waktuku untuk bermake up yang akan banyak melalaikan ibadah kepadanya, dan satu kelebihan lagi karena aku bisa menghabiskan waktuku untuk belajar dan terus belajar dalam status perkuliahan karena sebentar lagi aku akan pergi ke kairo untuk melanjutkan study beasiswaku. Dan aku bangga menjadi diriku sendiri dengan pakaian yang memang seharusnya aku gunakan. Syar’i.