Mungkin pernah terlintas di pikiran kita alasan mengapa Allah ciptakan neraka sebagai seburuk-buruknya tempat kembali. Allah memiliki sifat Maha Pengasih dan Penyayang, lalu mengapa harus diciptakan neraka? Bukanlah lebih baik hamba-Nya disiapkan tempat kembali terbaik hanya di surga dengan “fasilitas” terbaik pula.
Mungkin perlu kita ingat kembali mengenai ayat Allah dalam Surah Al-Baqarah 216 yang berarti “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Jelas disebutkan bahwa Allah mengetahui atas segala hal yang diciptakan dan dampaknya bagi kita. Terkadang kita hanya perlu merenungkan kembali atas hikmah dibalik setiap penciptaan.
Neraka yang disebutkan dalam berbagai surah yang memiliki ciri ditumpahkan air yang mendidih ke tubuh mereka, dibakar wajahnya dengan api neraka, tangan dan kaki dibelenggu serta dijaga oleh malaikat yang kasar adalah bentuk keadilan yang Allah ingin sampaikan kepada hamba-Nya. Adanya neraka menjadi alasan mengapa perbuatan baik harus dilakukan dan perbuatan buruk perlu ditinggalkan. Mereka yang telah bersusah payah mengumpulkan amal kebaikan mendapatkan reward terbaik yang tidak terbatas tanpa durasi waktu di surga. Sementara mereka yang hanya menghabiskan umurnya berbuat maksiat mendapatkan punishment sesuai dengan kadar perbuatannya di neraka. Bukankah adil bermakna sesuai kadar perbuatan dan bukan penyamarataan?
Dalam hadis qudsi yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, “Aku (Allah) telah menyediakan untuk hamba-hamba Ku yang sholeh suatu balasan (surga) yang belum terlihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di dalam hati.” Allah berikan gambaran dalam Al-Quran mengenai keadaan di surga yang dilengkapi dengan emas, mutiara dan pakaian yang terbuat dari sutra. Kemudian makanan sesuai yang mereka kehendaki. Wajah mereka berseri tatkala bertemu Allha tanpa hijab (penutup). Mereka yang tinggal di sana tetap muda dan tidak pernah menua. Dalam kenikmatan yang tanpa batas itu, mereka bahkan tidak merasa lelah begitupun dengki satu sama lain.
Uniknya, dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda “Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Kemudian seseorang bertanya, “Siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Barangsiapa menaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga”. Betapa beruntungnya kita, sebagai umat Nabi Muhammad SAW mendengarkan sabda di atas. Namun, sayangnya diri ini yang menyebabkan kita masuk neraka karena keengganan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta meninggalkan apa yang telah dilarang.
Allah telah sampaikan dalam berbagai surah mengenai gambaran surga dan neraka. Namun, bukankah ada manusia yang masuk surga dengan hanya memberi minum anjing? Artinya memulai perbuatan baik yang sederhana dengan konsisten dapat menjadi alasan untuk kita menempati tempat terbaik untuk kembali kelak.