Nikmat Berbagi

Seorang ibu datang kepada ustad dan bercerita tentang petualangannya dalam mencari kebahagiaan. Dia mengatakan bahwa, ia telah pergi kesana-kemari dan bertanya-tanya kepada para ustad kabir, akan tetapi para ustad besar itu tidak mampu untuk menjawab. Kenapa walaupun sang ibu sudah kaya dan sudah berkecukupan, akan tapi ia merasa tidak bahagia? Lalu sang Ustad pun berfikir,

“kalau para ustad besar itu belum mampu atau tidak dapat memberikan jawaban betapa bahagia itu bisa didapatkan oleh ibu itu, maka saya sendiripun tidak dapat menjawabnya.”

Maka sang ustad memiliki ide untuk mengajak ibu berkeliling kota Jakarta. Sampailah kepada anak-anak yang sangat membutuhkan makanan dipinggir jalan, lalu ibu disuruhnya untuk membeli nasi padang. Karena sang ibu merupakan orang kaya maka dia agak sedikit tersinggung.

“Biar supir saja yang beli!” Kata sang ibu.

“Tidak, ibu yg beli, karena ibu yang igin mendapatkan kebahagiaan itu.” Jawab sang ustad, lalu ibu pun membeli 30 bungkus nasi padang.

Kemudian sang ustad menyuruh ibu untuk membagikan nasi tersebut kepada anak-anak dipinggir jalan yang kelaparan. Lalu dibagikannya dan dimakannya bersama-sama oleh anak-anak itu. Dari kejauhan sang ibu menatap betapa bahagianya ketika anak-anak itu makan dan semuanya merasa enak, lalu sang ibu meneteskan air mata. Ketika sang ibu meneteskan air mata, dia merasa sangat berbahagia saat itu juga. Dia bertanya kepada ustad.

“Mengapa saya bisa berbahagia?”. Sang ustad pun menjawab

“Mungkin karena kebahagiaan ibu, ibu bagikan kepada orang lain”.

Sahabat yang dirahmati Allah dan dirindukan syurga……

Jadi mulai saat ini, marilah kita berhenti mencari kebahagiaan, karena kebahagiaan itu terdapat pada diri kita. Jikalau kita ingin bahagia, maka bagikan kebahagiaan yang kita miliki kepada orang lain, maka kita akan mendapatkan kebahagiaaan yg berlipat-lipat. Mulai saat ini marilah kita praktikkan, memberi, memeberi dan memberi karena pada dasarnya memberi kepada orang lain, sama dengan memberi kepada diri sendiri.

Buakankah Allah telah berfirman “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (Al – Isra: 7).

Wallahu a’lamu bissowab…

Ditulis oleh:
Mahfud Khoirul Amin SR Abu Bakar
Mahfud Khoirul Amin
SR Abu Bakar

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
On Key

Related Posts

Dialog Islam Tentang Zaman

Islam mempunyai predikat agama yang paling benar disisi Allah S.W.T sesuai dengan firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 19. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya para

Tabayyun di Era Digital

Instagram berada di urutan ketiga sebagai platform media sosial yang paling sering digunakan setelah YouTube dan WhatsApp. Sekitar 8 jam lebih, seorang pengguna berselancar di

Menggiring Sampan Membelah Lautan Opini

Sebelum kita membahas mengenai judul esai diatas, mari kita bahas secara singkat mengenai arti sosial media dan sosial dilema. Sosial media sendiri memiliki arti sebuah

University Residence (selanjutnya disingkat Unires)  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebuah tempat hunian atau asrama mahasiswa UMY yang tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap mahasiswa, namun juga berisi program pembinaan.

Hubungi Kami

Lingkar Selatan, Kampus Terpadu UMY Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Fax : (0274) 434 2522