M A N U S I A

Manusia adalah sosok yang begitu lemah. Manusia tidaklah berarti apa-apa tanpa Tuhan yang menciptakannya. Takkan mungkin ia mengerti tentang pengetahuan alam raya ini jika Penciptanya tak memberinya akal untuk berpikir.

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. 13:4)

Allah ‘azza wajalla, Pencipta manusia, telah memberikan banyak kenikmatan untuk manusia. Allah swt. telah memberikan nikmat dan karuniaNya untuk manusia dari awal dia dilahirkan di muka bumi ini hingga dia dikembalikan lagi kepada Pemiliknya.

Maka nikmat Tuhan kamu yang mana (lagi) kah yang kamu dustakan?” (QS. 55:28)

Manusia seringkali lupa akan semua itu. Seakan-akan hal tersebut seperti sebuah hakikat bahwa lupa atau lalai menjadi salah satu sifat yang sering kali hinggap pada diri manusia. Dengan demikian, jadilah manusia dalam kerugian.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103:1-3)

Amarah. Amarah merupakan salah satu perwujudan dari sifat lalai manusia. Mengapa demikian? Karena orang yang sedang marah berarti orang tersebut sedang lalai akan kehadiran Allah pada dirinya.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”(QS. 3:133-134)

Berbuat kebaikan menjadi salah satu penawar dari kelalaian. Berbagai macam kebaikan yang Allah sukai telah tercatat di dalam kitab sucinya, Alquran, yang tak semuanya dapat penulis tulisakan disini.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,”(QS. 33:70)

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.” (QS. 4:2)

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS.3:159)

Apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita lakukan, semoga senantiasa berada di jalan Allah swt. Karena …

Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS. 3:119)

 

Oleh : Itsna Amaliatun Khasanah

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
On Key

Related Posts

Dialog Islam Tentang Zaman

Islam mempunyai predikat agama yang paling benar disisi Allah S.W.T sesuai dengan firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 19. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya para

Tabayyun di Era Digital

Instagram berada di urutan ketiga sebagai platform media sosial yang paling sering digunakan setelah YouTube dan WhatsApp. Sekitar 8 jam lebih, seorang pengguna berselancar di

Menggiring Sampan Membelah Lautan Opini

Sebelum kita membahas mengenai judul esai diatas, mari kita bahas secara singkat mengenai arti sosial media dan sosial dilema. Sosial media sendiri memiliki arti sebuah

University Residence (selanjutnya disingkat Unires)  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebuah tempat hunian atau asrama mahasiswa UMY yang tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap mahasiswa, namun juga berisi program pembinaan.

Hubungi Kami

Lingkar Selatan, Kampus Terpadu UMY Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Fax : (0274) 434 2522