Gara-Gara Indonesia

Resensi Buku Gara-Gara Indonesia

Oleh : Sakinatudh Dhuhuriyah

(Jurnalis kampus, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

(Senior Resident, University Residence)

Belajar Dari Sejarah Yang Hilang

Judul               : Gara-Gara Indonesia; Dari Sejarah Kita Belajar untuk Masa Depan

Penulis             : Agung Pribadi

Penerbit           : AsmaNadia Publishing House

Cetakan           : I/Desember 2013

Halaman          : xiv + 210 hlm.

Harga              : Rp. 42.000,-

Ukuran Buku  : 21 x 14,3 cm

ISBN               : 978-602-9055-16-0

 

 

Pelajaran IPS Sejarah, bukanlah mata pelajaran favorit dan kesukaan saya, semenjak saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga SMA/MA. Beruntunglah dulu saya melanjutkan sekolah menengah di Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Jadi, hanya pada tahun pertama saja saya mendapatkan mata pelajaran IPS.

Kala itu, IPS Sejarah bukan mata pelajaran menyenangkan menurut saya. Karena di sana kita hanya dipertemukan dengan beragam bilangan yang terdiri dari empat satuan angka dan urutan-urutan peristiwa yang mudah terlupakan. Selain itu, dibutuhkan waktu berulang kali untuk memahami apa yang tertulis dalam buku itu. Bahkan, buku IPS yang saya miliki hampir tidak berwujud seperti buku panduan belajar. Sebab di sana –sini ditemui coretan-coretan kecil, huruf yang berubah warnanya menjadi merah, hijau, atau biru. Kemudian juga lipatan-lipatan besar dan kecil dalam buku itu, hanya untuk menandai bahwa pada tanggal itu Indonesia mengalami atau menyelenggarakan ini dan itu. Dan lucunya lagi, hampir setengah halaman buku IPS itu juga dipenuhi dengan hasil karya saya yang menghitamkan ‘kepala’ atau ‘perut-perut’ huruf tersebut (seperti huruf A, B, D, O, P, Q, R, a, b, d, e, g, o, p, q). Hal itu saya lakukan karena saya merasa bosan membaca dan mempelajarinya.

Kemudian pada tahun 2014 ini, buku sejarah Indonesia yang menjadi panduan belajar di sekolah-sekolah ternyata tidak jauh berbeda seperti dulu. Proses kedatangan bangsa Barat di tanah Indonesia, kekuasaan dan kebijakan kolonial di bumi pertiwi, hingga perlawanan kerajaan-kerajaan dan rakyat pribumi menentang kolonial Barat di berbagai daerah, dijelaskan dalam buku sejarah Indonesia itu. Bahkan lengkap pula dengan tahun-tahunnya. Namun, kebanyakan dari buku-buku sejarah tentang Indonesia itu hanya ditulis sekadar untuk informasi. Buku-buku sejarah itu masih minim ruh perjuangan dan motivasi untuk membangkitkan kembali Indonesia Raya. Sehingga membacanya pun membuat jenuh dan bosan.

Berbeda halnya dengan buku Gara-Gara Indonesia karya Agung Pribadi yang kini mulai tersebar luas ini. Buku Gara-Gara Indonesia ini adalah buku sejarah yang sangat istimewa. Sebab dalam buku ini bukan tentang proses kedatangan bangsa Barat atau kolonial yang dijelaskan. Bukan tentang kekuasaan dan kebijakan kolonial, serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Bukan pula tentang urutan peristiwa dan nama-nama yang tidak memiliki kekuatan apa-apa. Namun, lebih dari itu. Agung Pribadi berhasil meramu sejarah Indonesia yang pernah kita tahu dengan sejarah Indonesia yang hilang. Bahkan ia juga mengungkapkan fakta mengejutkan yang membuat kita semakin bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

Diantara fakta-fakta yang diungkapkan Agung Pribadi dalam bukunya ini seperti Amerika kalah perang gara-gara Indonesia, Napoleon kalah perang gara-gara Indonesia, Kolonialis kehilangan tanah jajahan gara-gara Indonesia, Petronas menjadi perusahaan paling untung di Asia karena Indonesia, hanya Indonesia yang bisa mempecundangi dan memperdaya pasukan Mongol, hanya Indonesia yang mengabaikan bahasa penjajahnya, Indonesia lebih demokratis, pers Indonesia lebih bebas,  kongres wanita pertama pada tahun 1928-yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu-tidak dihadiri oleh ibu-ibu, dan Belanda pernah takut kalah melawan tim sepak bola Indonesia. Semua gara-gara buku ini, fakta-fakta sejarah yang hilang diungkap kembali. Namun semua fakta yang diungkapkan ini justru semakin membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia.

Inilah kelebihan buku sejarah karya Agung Pribadi ini. Membaca buku sejarah ini bisa membangkitkan semangat dan motivasi kita untuk berani bermimpi dan bertindak. Bermimpi bahwa Indonesia bisa maju dan menjadi negara besar seperti negara-negara maju di dunia, bahkan bisa jadi Indonesia lebih maju dan lebih besar dari mereka. Sebab tanah kita ini sejatinya memang memiliki potensi untuk menjadi negara besar di dunia.

Selain itu, dalam buku ini juga disajikan renungan-renungan tentang kondisi bangsa Indonesia saat ini. Dengan begitu, semakin lengkap rasanya membaca sejarah kemudian kita diingatkan kembali tentang kondisi masa kini. Hal ini juga kemudian membuat pembacanya untuk dipaksa berpikir kembali, apa yang sudah kita berikan untuk negeri ini, dan apa yang akan kita lakukan demi memajukan bangsa ini.

Buku Gara-Gara Indonesia ini juga merupakan satu-satunya buku sejarah yang bermuatan motivasi. Penulisnya pun dinobatkan sebagai The 1st Historivator (Historian Motivator) in Indonesia. Sejarawan lulusan Universitas Indonesia ini juga berhasil membuat para pembacanya semakin penasaran dengan setiap kalimat yang ditulisnya. Di samping karena fakta-fakta mengejutkan yang ia ungkapkan, ia juga menuliskan sejarah Indonesia ini dengan bahasa sederhana, sehingga buku sejarah ini asyik untuk dibaca dan bisa dinikmati oleh semua kalangan, dan tidak membuat bosan atau pun jenuh.

Buku sejarah memang harusnya ditulis seperti buku Gara-Gara Indonesia ini. Sebab dengan membacanya kita tidak hanya mengetahui tentang masa lalu, tapi juga bisa menemukan arah untuk melangkah menjadi lebih baik di masa kini dan masa depan. Tidak hanya sekadar tahu tapi juga menumbuhkan semangat untuk berbuat lebih baik bagi bangsanya, bahkan menjayakannya kembali. Inilah buku sejarah yang harusnya menjadi bacaan wajib bagi semua rakyat Indonesia. Jika perlu, buku ini juga bisa dijadikan sebagai bacaan wajib bagi siswa-siswi sekolah dasar, menengah, atas, atau pun sekolah tinggi. Karena lewat mereka, pemuda-pemudi ini, bangsa Indonesia bisa meraih kembali kejayaannya.

Pada akhirnya, dari buku ini kita akan mengetahui bahwa ternyata cukup banyak sejarah Indonesia yang hilang. Dan dari sejarah yang hilang ini pula, kita juga akan mengetahui bahwa sebenarnya kita adalah bangsa yang besar dan berpengaruh di dunia. Karena dari sejarah kita belajar untuk masa depan.-

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
On Key

Related Posts

Istiqomah di Sepuluh Hari Terbaik!

Hai Sobat Kece! Siapa yang sadar bahwa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadan? Kamu belum sadar? Kamu merasa sedih? Perlukah ibadah kita tetap meningkat

University Residence (selanjutnya disingkat Unires)  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebuah tempat hunian atau asrama mahasiswa UMY yang tidak hanya digunakan sebagai tempat menginap mahasiswa, namun juga berisi program pembinaan.

Hubungi Kami

Lingkar Selatan, Kampus Terpadu UMY Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183

Fax : (0274) 434 2522